1

Sejarah Pantai LOSARI

Minggu, 03 Februari 2013
     
     Belum dipastikan apakah ada catatan yang berkenaan dengan sejarah dan riwayat pemberian nama pantai LOSARI selama ini. Nama Pantai lokasi sudah melekat dengan kehidupan sehari-hari orang Makassar sehingga keberadaannya ibarat mengenal rumah sendiri tanpa perlu mengetahui darimana asal usulnya.

Pantai Losari adalah ikon khas Kota Makassar yang merupakan salah satu tempat populer di Indonesia, letaknya yang menghadap kelaut lepas merupakan kawasan objek wisata paling digemari masyarakat Sulawesi Selatan. Wilayah pantainya berada dilokasi yang sangat strategis diapit selat dan anjungan buatan, gedung-gedung hotel berbintang, Restoran, warung dan berbagai macam tempat untuk berbelanja. Pada umumnya, pantai ini kerap menjadi pilihan yang menarik terutama bagi para pendatang.  Namun apa makna “losari” itu..? sejak kapan pantai ini bernama “Losari”..? siapa yang memberi nama pantai itu dengan nama “Losari”..?
Sebelum dikenal sebagai Losari, warga Makassar menyebutnya Pasar Ikan. Dimasa itu banyak pedagang pribumi yang berjualan. Dipagi hari dimanfaatkan sebagai pasar ikan, sedangkan di sore hari dimanfaatkan pedagang lainnya untuk berjualan kacang, pisang epe dan makanan ringan khas Makassar lainnya.
Apa sebenarnya yang menarik dari fisik Pantai Losari? Infrastruktur utamanya saat ini telah dibangun merupakan sebuah jalan besar bernama Penghibur. Disisi yang sebelumnya adalah pembendung air berupa turap beton memanjang kini diperluas menjorok kedalam pantai. Terdapat Promenade luas berlatar pulau dan laut selat Makassar dan dibawahnya merupakan outlet buangan limbah kota. Dalam konteks pembangunannya, konsep yang sudah bertahan selama 60 tahun itu hanya diperbesar luasannya.

Diawali tahun 1945, bangunan tambahan pantai yang pertama dibuat. Desain lantai dasar beton sepanjang 910 meter digagas oleh Pemerintah Wali Kota Makassar, DM van Switten (1945-1946). Dimasa pemerintahan NICA tersebut, pemasangan lantai ditujukan untuk melindungi beberapa objek dan sarana strategis warga di Jalan Penghibur dari derasnya ombak selat Makassar.

Jadi, bisa diasumsikan bahwa pemberian nama Pantai ini pada saat dilakukan pembangunan pertamanya oleh Pemerintahan NICA namun makna kata Losari sendiri belum diartikan sampai saat ini. Apakah kata LOSARI itu berasal dari bahasa belanda atau bahasa Makassar..?

Dalam bingkai hakiki, “los”- “ari” bisa dimaknai secara sederhana sebagai kawasan lepas yang terselubungi oleh dua lapisan utama. Sebagai uraian harfiah maka kata Los, dalam bahasa Jawa punya ambigus makna. Maknanya berarti ia sebuah kawasan atau tempat untuk berjual-beli, sebagai toko-toko atau pasar yang terbagi-bagi menjadi beberapa los. Kemudian los, dalam konteks kejawaan, berarti terlepas atau udar. Mengingat bahwa kawasan Pantai ini dulunya memang adalah tempat berjualan. sedangkan untuk kata “ari” dimaknakan sebagai pembungkus dan penyuplai, seperti yang dimaknakan pada kata “ari-ari”.

Apa yang harus kita sampaikan jika suatu ketika seorang pendatang menanyakan riwayat Pantai Losari ini? sudah tentu sipenanya akan mendapatkan uraian jawaban yang bermacam-macam. Banyak versi tentang Pantai ini sehingga cerita yang tidak logis pun menjadi bahan utama sejarahnya.

Sejarah Pantai Losari adalah Teka teki untuk sebagian besar masyarakat Makassar.. boleh jadi untuk menulis ini dengan sekedar data yang minim selebihnya hanya berupa rekaan logika kata yang diadopsi. Sementara sampai saat ini, Pemerintah Kota Makassar sepertinya terkesan mengesampingkan Sejarah itu dan membiarkannya larut tertelan jaman. Kendati Pantai Losari sudah dalam proses dipercantik, Teka teki itu malah makin rumit dan malah makin mendatangkan pertanyaan… Pantai ini mau dibentuk seperti apa?? sementara pembuangan limbah kota masih terus menerus mengalir larut kedalam air lautnya… Cemaran Zat Merkuri yang makin pekat.. penataan yang semrawut..

Pantai Losari…. Teka tekinya masih terus berlanjut.
0

Sejarah Singkat danau tempe

sejarah singkat danau tempe

Hasil rekontruksi Tang, (2005) atas perjalanan perubahan Danau Tempe saat ini diperoleh bahwa Danau Tempe pada awalnya adalah bagian dari selat yang menghubungkan Selat Makasar yakni Teluk Pare-pare di Sebelah Barat dan Teluk Bone di Sebelah Timur. Atau dengan kata lain, bahwa Danau Tempe adalah bagian selat yang memisahkan Sulawesi Bagian selatan dengan bagian Sulawesi lainnya di bagian Utara. Pernyataan tersebut didasarkan pada Naskah La Gaigo dan tulisan Bompeng Ri Langi (Enrekang) dan lainnya yang dikutip Cristian Perlas dalam Buku The Bugis (Tang,.2005).
Karena itu, kawasan Danau Tempe saat dulu (saat masih selat) adalah merupakan kawasan pusat perdagangan yang telah dikenal para pedang luar daerah Sulawesi, sebelum Bandar Maksar yang kemudian menjadi pusat perdagangan wilayah Timur Indonesia (Tang, 2005). Barang perniagaan yang diperjualbelikan meliputi emas, perak, sutra, bijih besi, bijih tembaga, arang, beras, keramik, rempah-rempah, hasil hutan, hasil laut, budak dan lain-lain. Pergerakan lempengan dan proses sedimentasi yang terus menerus membuat selat menyempit dan mendangkal. Sehingga yang tersisa saat ini adalah tiga wilayah perairan yang terpisah, yakni Danau Tempe, Danau Buaya, dan Danau Sidenreng (yang pada awalnya adalah satu kesatuan yaitu Danau Tempe), serta Sungai Cenrana yang menghubungkan Danau Tempe ke Teluk Bone. Kalau ketiga danau itu disatukan oleh genangan air pada elevasi 10 m dpl akan memiliki luasan hingga 47.800 Ha (Bappeda Kab. Wajo, 2006).
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi oleh peningkatan kebutuhan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di sekitar danau dan hulu sungai yang bermuara ke Danau Tempe membuat Keberadaan Danau Tempe semakin terdesak. Luas Danau Tempe yang betul-betul tergenang pada tahun 1976 mencapai 35.000 Ha dengan kedalaman maksimal mencapai 9.5 m dan pada tahun 1997 luasan mulai menyempit hingga mencapai 30.000 Ha dengan kedalaman maksimum 5-7 m yang mana di saat musim kering kedalaman maksimal hanya 2 m. (Arief, 1977). Luas Danau Tempe Normal sebagaimana catatan Arief (1997) pada saat itu (tahun 1997) adalah 9.400 Ha dan data tahun 2006 menunjukkan bahwa Danau Tempe saat normal hanya tergenang 9000 Ha saja. Saat ini, luasan muka air danau bisa mencapai 47.800 Ha hanya ketika terjadi banjir besar.